Minggu, 21 September 2008

Sedjarah: Kerajaan Islam 4

A. Pengaruh Islam dalam Bidang Pendidikan
1. Pendidikan Langgar/Surau
Pada saat inipun pengaruh islam di Indonesia masih begitu kental. Misalnya di minang kabau ini. Belakangan ini keberadaan intelektual atau secara khusus ulama Minangkabau sering diperkatakan orang Minangkabau sendiri maupun oleh orang luar Minangkabau.
Pembicaraan ini muncul karena selama ini Minangkabau dikenal orang sebagai gudangnya ulama dan pemasok ulama terbesar untuk daerah daerah lainnya. Suara ulama Minangkabau bersipongang ke seantero tanah air kita.
Lembaga pendidikan agama pertama di wilayah adat Minangkabau adalah “Surau”. Karakteristik dari surau adalah suatu tempat pendidikan dan sekaligus tempat tinggal murid dan guru, sehingga memungkinkan keberadaan murid bersama guru dalam waktu relatif lebih panjang, dalam waktu masa terjadi transfer ilmu dan pengalaman guru kepada murid.
Dengan cara ini regenerasi ulama berlangsung secara alamiyah.
Surau dikenal sebagai lembaga pendidikan agama pertama diwilayah Minangkabau adalah surau Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman didirikan sekitar abad ke 17.
Surau ini didatangi oleh murid-murid dari berbagai pelosok Minangkabau, yang pada gilirannya setelah murid itu kembali ke negerinya juga mendirikan surau pula.
Selanjutnya bermunculan surau-surau di wilayah ini nama surau ini menggunakan nama ulama yang mengasuhnya antara lain :
• Surau Tuanku Mansiangan Nan Tuo di Paninjauan
• Surau Tuanku Rao
• Surau Tuanku Kecil di Koto Gadang
• Surau Tuanku di Talang
• Surau Tuanku di Sumanik
• Surau Tuanku di Koto Baru
• Surau Tuanku Nan Tuo di Ampek Angkek
• Surau Tuanku di Kamang
• Surau Tuanku Pakih Sagir
Pada dasarnya di surau surau dipelajari menulis dan membaca Al Qur’an dan ilmu ilmu agama yang secara garis besarnya terdiri ilmu akidah, ilmu syari’ah, dan ilmu akhlak.
Karena menurut adat Minangkabau anak-anak muda menjelang kawin tinggal disurau, dengan sendirinya semua orang Minangkabau masa itu telah pandai membaca al Qur’an berikut menulisnya dan secara dasar mengetahui ilmu agama dalam bentuk alamiyah dan pengetahuan.
Dengan demikian lembaga surau telah membebaskan orang Minangkabau dari buta aksara dan telah berhasil mencetak ulama.
Tiga orang tokoh ulama yang menyiarkan agama di Sulawesi Selatan dan popular dikalangan umat Islam Sulawesi Selatan sampai waktu ini yaitu :
• Datuak Ribandang
• Datuak Patimang
• Datuak Ritiro
Adalah ulama yang dihasilkan oleh pendidikan surau di Minangkabau.
Akhir abad ke 18 surau surau mendapat perkembangan baru dengan kembalinya tiga orang ulama Minangkabau dari Timur Tengah yaitu :
• Haji Miskin
• Haji Piobang
• Haji Sumanik
Pengajian surau yang sebelumnya lebih banyak mengarah kepada tasawuf mengarah akidah dan syari’ah yang lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran Hambali.
Kelompok ini dengan ajaran barunya disebut golongan muda sedangkan kelompok ulama sebelumnya disebut golongan tua.
Pada masa berikutnya surau berkembang pesat dimana pada akhir abad ke 19 terkenal nama beberapa surau di pelosok Minangkabau.
Pengasuh yang selama ini disebut tuanku , pada waktu belakangan bernama “Syekh” dan nama suraupun dinisbahkan kepada nama pengasuhnya, antara lain yaitu :
• Surau Syekh Abdulah Khatib Ladang laweh
• Surau Syekh Muhammad Jamil Tungkar
• Surau Syekh Tuanku Kolok M.Ali Di Sungayang
• Surau Syekh Abdul Manan Padang Gantiang
• Surau Syekh Muhammad Soleh Padang Kandis
• Surau Syekh Abdulah Padang Japang
• Surau Syekh Ahmad alang Laweh
• Surau syekh Amarullah Maninjau
Di Sumatera Barat pun Surau sudah berkembang menjadi lembaga pendidikan. Sistem pendidikan surau masih tetap dilanjutkan, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun demikian ada juga beberapa buah surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan madrasah. Surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis dan alat bantu pelajaran adalah surau Jembatan Besi di Padang Panjang.
Surau Jembatan Besi didirikan pada tahun 1914 oleh Syekh H. Abdullah Ahmad, Syekh Abdul Karim Amarullah atau yang lebih terkenal dengan nama Haji Rasul ikut menjadi guru. Setelah Syekh Abdullah Ahmad pindah ke Padang, Haji Rasul mengantikan sebagai pimpinan Surau Jembatan Besi yang membawa banyak perubahan atau pembaharuan. Pada tahun 1915 pada Surau Jembatan Besi didirikan Koperasi Pelajar atau inisiatif Haji Habib, dan setahun kemudian koperasi itu diperluas lagi oleh Haji Hasyim. Dengan didirikannya sebuah koperasi pada Surau Jembatan Besi kelihatanlah bahwa surau tersebut mempunyai sifat terbuka dan mau menerima sesuatu yang baru, karena pengaturan koperasi sudah dipengaruhi oleh pengetahuan Barat. Tetapi karena koperasi dianggap berguna dan menguntungkan, maka gagasan pendirian koperasi itu dapat diterima. Pada waktu itu koperasi merupakan sesuatu yang baru pada lembaga yang dikelola oleh Islam.
Setelah Surau Jembatan Besi mengalami banyak perubahan dan pembaharuan, maka pada tahun 1918 Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas pada Sumatera Thawalib dan semenjak itu sistem pendidikan surau yang selama ini dianut oleh Surau Jembatan Besi sudah berubah menjadi Sumatera Thawalib yang mempergunakan sistem sekolah. Sesudah sistem pendidikannya berubah, maka Haji Rasul menyusun kembali kurikulum, metode mengajar, dan buku yang akan dipergunakan pada Sumatera Thawalib dengan memasukkan mata pelajaran umum.
2. Pendidikan Pesantren
Secara historis, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang multifungsi. Ia menjadi benteng pertahanan sekaligus pusat penyiaran (dakwah) Islam. Tidak ada data yang pasti tentang awal kehadiran pesantren di Nusantara (Ensiklopedi Islam, 2005). Baru setelah abad ke-16 diketahui bahwa terdapat ratusan pesantren yang mengajarkan kitab kuning dalam berbagai bidang ilmu agama seperti fikih, tasawuf, dan akidah.
Dalam perkembangannya, pesantren mencatat kemajuan dengan dibukanya pesantren putri dan dilaksanakannya sistem pendidikan madrasah yang mengajarkan pelajaran umum, seperti sejarah, matematika, dan ilmu bumi. Eksistensi pesantren menjadi istimewa karena ia menjadi pendidikan alternatif (penyeimbang) dari pendidikan yang dikembangkan oleh kaum kolonial (Barat) yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Pesantren menjadi tempat berlabuh umat Islam yang tersingkir secara budaya (pendidikan) akibat perlakuan diskriminatif penjajah.
Kini perkembangan pesantren dengan sistem pendidikannya mampu menyejajarkan diri dengan pendidikan pada umumnya. Bahkan di pesantren dibuka sekolah umum (selain madrasah) sebagaimana layaknya pendidikan umum lainnya. Kedua model pendidikan (sekolah dan madrasah) sama-sama berkembang di pesantren.
Hakikatnya pendidikan pesantren tidak lepas dari Islam, dan pendidikan pesantren bermula tidak lama setelah Islam masuk ke Indonesia. Alasannya sangat sederhana. Islam, sebagai agama dakwah, disebarkan secara efektif melalui proses transmisi ilmu dari ulama ke masyarakat (tarbiyah wa ta’lim, atau ta’dib). Proses ini di Indonesia berlangsung melalui pesantren. Hal ini dapat dibuktikan di antaranya dari metode pembelajaran di pesantren. Metode sam’ (audit, menyimak), metode syarh (penjelasan ulama) dengan secara halaqah, metode tahfiz (hafalan) dll, yang terdapat terdapat di pesantren berasal dari tradisi intelektual Islam.

3. Pendidikan Madrasah
1. Madrasah Tsanawiyah
Biasa disingkat MTs, merupakan pendidikan berbasis Islam yang setara dengan SMP. Pengelolaan oleh departemen agama pendidikan madrasah tsanawiyah.
2. Madrasah Aliyah
Biasa disingkat MA, merupakan pendidikan berbasis Islam yang setara dengan SMA. Pengelolaan oleh departemen agama. Ada perbedaan dengan SMA pada umumnya dalam bidang jurusan yaitu dalam MA ada jurusan Ilmu Keagamaan.
Ada juga pelajaran yang ditonjolkan yaitu Fiqih, akidah, akhlak, bahasa arab, sejarah Islam, dll.


3. Madrasah Aliyah Keagmaan (MAK) dan Madrasah Aliyah Program Ketrampilan (MAPK)
Merupakan madrasah yang setingkat dengan SMK.

B. PENGARUH ISLAM DALAM BIDANG BUDAYA
Pengaruh Islam dalam bidang budaya yaitu munculnya:
1. Budaya Islam Santri
Merupakan Islam yang menghayati nilai murni Islami dan tidak dipengaruhi budaya sebelumnya (Hindu Budha). Islam ini biasanya tinggal di pesisir.
2. Budaya Islam Abangan
Merupakan masyarakat yang menjalankan agama Islam dengan dipadukan pada budaya adat, kepercayaan tertentu, dll. Jadi nilai Islam tidak dihayati secara murni.
3. Budaya dalam Tata busana
Yaitu pemakaian jilbab untuk perempuan, celana dicomplangkan, pecis untuk laki-laki. Budaya ini meniru budaya Arab yang aslinya bertujuan untuk menghindarkan umat dari debu. Jadi budaya ini tidak relevan di Indonesia.
4. Budaya Kekerasan
Yaitu budaya pembelaan agama Islam dengan kekerasan seperti yang dilakukan FPI (Front Pembela Islam).

C. PENGARUH ISLAM DALAM BIDANG SENI
1. Seni Ukir
Seni tatah menatah dari kayu tertentu yang dapat digunakan sebagai hiasan. Kesenian ini akan baik tergantung dari kayu dan cara membuat yang baik.

2. Seni bangunan
Seni bangunan ditujukan untk bangunan khas Islam misalnya masjid dan rumah biasa dengan pemakaian adat atau budaya Arab. Adapun ternyata seni arsitektur ini berusaha menghindari konstruksi salib.

3. Seni Kaligrafi
Merupakan seni ukir, gambar dengan objek tulisan Arab yang dibentuk misalnya jadi bentuk pemandangan. Kini yang dijadikan kaligrafi juga tulisan Jawa.

4. Seni Tari
Seni tari tarian Islam adalah seni debus yang ekstrim karena ada adegan berbahaya misalnya menusuk penari. Sebelum pertunjukan dibacakan ayat-ayat tertentu.

5. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan Islam adalah seni pertunjukan wayang, maupun gamelan yang tujuan utamanya adalah dakwah agama Islam.
(by: SImba-H,A-B,Lang-Wu,NyinG2x,)

Sedjarah: Kerajaan Islam 3

Kerajaan-Kerajaan Islam
Di Indonesia

Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 dan kerajaan ini muncul karena kemuduran kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berada di pesisir timur Aceh. Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Merupakan daerah bawahan Kerajaan Sriwijaya. Raja pertama Samuda Pasai adalah Sultan Malik as Saleh. Sultan Malik as Saleh digantikan putranya Sultan Muhamad. Sultan Mohammad digantikan oleh Sultan Ahmad. Pasai disusun dan diatur menurut adat India. Selain adat India di kehidupan sosial warga Kerajaan Samudra Pasai juga dipengaruhi oleh akulturasi kebudayaan Persia dan Arab. Padan abad ke-14 Pasai dilanda kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Kedudukan Pasai di Indonesia kemudian diganti oleh sebuah kerajaan baru, Malaka.
Adapun Urutan Pergiliran Kekuasaan
1. Sultan Malikul Saleh
2. Sultan Malikul Tahir
Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka didirikan oleh seoran pangeran Palembang bernama Parameswara yang mengungsi ke Malaka akibat serangan Majapahit. Malaka bertempat di sekitar selat Malaka. Dalam memperkuat kedudukannya, Malaka meminta perlindungan dari Kaisar China. Parameswara menganut agama Islam sehingga berganti nama menjadi Iskandar Syah. Kedudukan kerajaan Malaka yang merupakan peranakan dari Kerajaan Samudra Pasai akhirnya ditaklukan oleh Portugis, tetapi Portugis tidak berdiam lama karena Portugis berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Aceh di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah.


Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh dirintis oleh Mudzaffar Syah pada abad ke-15. Pusat Kerajaan ini dibangun di atas puing-puing bekas Kerajaan Lamuri.kerajaan ini berdiri di sebelah Barat Laut Kerajaan Samudra Pasai. Sebelum menjadi kerajaan yang penuh Kerajaan Aceh kerajaan ini diperngaruhi oleh 2 pihak yaitu Lamuri Sendiri dan Dar al-Kalam. Namun Kerajaan ini menjadi berpaham Islam sepenuhnya setelah diperintah oleh pemerintahan Ali Mughayat Syah yang dihasilkan dari penyatuan antar 2 pengaruh tersebut. Kerajaan ini mengalami masa puncak Kejayaan pada saat dipimpin oleh raja Iskandar Muda. Masa Kejayaan ini bisa dicapai karena letak dari Kerajaan ini yang berada di jalur perdagangan mancanegara.
Adapun Urutan Pergiliran Kekuasaan
1. Sultan Ali Mughayat Syah
2. Sultan Salahudin
3. Sultan Alauddin Riayat Syah
4. Sultan Iskandar Muda
5. Sultan Iskandar Thani
Kerajaan Demak
Ketika kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran Akibat kurang cakapnya pemerintahan, banyak dari pada adipati yang dimiliki Majapahit memisahkan diri dari kekuasaan Majapahit. Kebanyakan adipati yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit adalah adipati yang berada di pesisir pantai utara Pulau Jawa. Para adipati ini mengundurkan dari atau melepaskan diri selain karena menurunya kekuasaan Majapahit ternyata para adipati ini mendapatkan pengaruh yang kuat dari Agama Islam. Para adipati ini bersatu dan membentuk suatu kerajaan Demak, maka inilah awal mulanya Islam berpengaruh kuat di Pulau Jawa karena Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Walaupun sudah membentuk kerajaan sendiri ternyata kerajaan Demak masih dipengaruhi kekuasaan Majapahit dengan Raja Pertamanya yang merupakan keturunan dari raja Mapahit, yaitu Raja Braijaya V. Hal ini diperkua dengan kitab Babad Tanah Jawi, namun raja Brawijaya V dikenal dengan nama Raden Patah. Selain itu Demak juga memiliki ciri khas perpaduan budaya Islam dengan budaya Hindu-Budha yang berasal dari pengaruh Kerajaan Majapahit sebelumnya. Di tengah berkumpulnya kekuatan Demak akhirnya Demak menghancurkan kerajaan Majapahit. Dan mulai saat itu Kerajaan Demak menjadi kerajaan yang mulai berani melancarkan agresi untuk memperluas kekuasaan. Demak pernah berusaha menjajaki Malaka yang sedang diduduki Portugis namun gagal.
Kekacauan di dalam Kerajaan Demak bermula karena perebutan tahta setelah wafatnya Dipati Unus raja setelah Raden Patah wafat. Perebutan kekuasaan ini di alami oleh dua pihak yaitu pihak Keluarga Sekar Sedo Lepen dan Keluarga Sultan Trenggono. Kemelut krisis Politik ini memberikan kesempatan bagi adipati-adipati Kerajaan Demak memerdekakan diri. Kemenangan dikuasai oleh keluarga Pangeran Sekar Sedo Lepen ,namun kemenangan ini tak berlangsung lama karena Putra Pangeran Keluarga Sekar Sedo Lepen di bunuh Panglima Perang Kerajaan Pajang salah satu Kerajaan hasil kemerdekaan adipati Kekuasaan Kerajaan Demak. Dan akhirnya Demak berakhir.
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1525 yang dirintis oleh Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu Sunan jebolan Kerajaan Demak yang mulai Bobrok. Kekuasaan daerah Banten diserahkan oleh anak dari Sunan Gunung Jati, Hasanuddin karena ia sudah menikah dengan putri Demak dan Kerajaan Demak memberikan Hasanuddin kekuasaan atas daerah Banten secara resmi dalam artian Banten sudah resmi menjadi suatu Kerajaan.
Kerajaan banten memiliki mobilitas ekonomi yang pesat karena didukung masuknya pedagang-pedagang asing. Selain perkembangan ekonomi Banten juga menyebarkan pengaruh islam di pulau Jawa dengan menyerang beneng teraakhir Kerajaan Hindu di Jawa. Yang dalam waktu itu kerajaan banten dipimpin Panembahan Yusuf. Sama seperti kerajaan-kerajaan yang lain Banten ternyata juga ingin menguasai Malaka namun usaha itu gagal dengan tidak berhasilnya Banten menguasai Palembang.
Akhirnya Belanda pertama kali menginjak tanah di Kerajaan Banten, sekaligus pertama kalinya Orang Belanda masuk ke Indonesia atas pimpinan Cornelis de Houtman. Tak selang beberapa lama VOC masuk ke daerah Jawa Barat dan berusaha menguasai perdagangan Banten, namun hal ini di tolak mentah-mentah oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Namun anaknya sendiri berkompromi dengan VOC sehingga menimbulkan perang saudara pada Kerajaan Banten dan sekaligus menandai berakhirnya masa kejayaan Banten.
Adapun Pergiliran Kekuasaannya
1. Hasanuddin
2. Panembahan Yusuf
3. Maulana Muhamad
4. Sultan Ageng Tirtayasa
Kerajaan Mataram
Mataram sebenarnya Kerajaan atas hadiah dari Kerajaan Pajang atas jasa Sultan Hadiwijaya atas banuanya mengatasi pemberontakan Ario Panangsang, namun pada masa kekuasaan Hadiwijaya Mataram belum menjadi Kerajaan sepenuhnya. Mataram menjadi Kerajaan sepenuhnya setelah pemindahan barang Pusaka Majapahit sehingga pusat Kerajaan yang tadinya berada di Pajang berpindah ke tangan Mataram dan otomais menjadikan Mataram sebagai Kerajaan sepenuhnya. Mataram berkembang dengan didukung hasil pertanianya.
Kerajaan Mataram memiliki cita-cita untuk menguasai seluruh daerah Jawa hal ini di buktikan dengan perjuangan raja-raja dari Mataram Dari Panembahan Senopati sampai Sultan Agung Hanyokrokusuma dimana akhirnya Mataram berhasil menguasai sebagian Jawa Barat dan Seluruh Jawa Tengah dan Timur.
Perjuangan tiga generasi raja tersebut mulai dirasa sia-sia karena akhirnya Mataram mau menjalin hubungan kerjasama dagang dengan VOC. Dalam kesempatan ini VOC mengadu domba dan memecah-mecah Mataram menjadi beberapa bagian kecil sehingga VOC dapa dengan mudah menguasai dan memonopoli perdagangan di sebagian Besar Mataram dan bagian kecil dari Kerajaan Mataram yang tidak terpengaruh hanyalah Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang bersatu melawan VOC dari rajanya yang pertama.



Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan salah satu Kerajan Islam yang berada di daerah timur Indonesia. Kerajaan Makasar sebenarnya terdiri dari dua kerajaan yaitu Kerajaan Gowa dan Talo. Namun pada akhirnya kedua kerajaan itu bersatu untuk menjalin hubungan bandar. Pusat kerajaan Makasar berada di daerah Sombaopu dan letak pusat kerajaan ini berada di daerah perlintasan perdangangan sehingga dengan singkat daerah Sombaopu menjadi daerah bandar yang besar di daerah timur di Indonesia. Munculnya kerajaan Makasar membuat pengaruh agama Islam di daerah timur di Indonesia semakin kuat. Kemajuan berdagang Kerajaan ini berawal dari raja Alauddin. Karena merasa terancam dengan potensi daerah Makasar yang bisa membuat pengaruh VOC di Ambon melemah maka VOC berusaha menguasai Makasar. Hal ini langsung mendapat reaksi keras dari Raja Makasar saat itu yaitu Sultan Hasanuddin. Reaksi keras ini menimbulkan peperangan yang melibatkan Makasar dengan VOC. Namun posisi Makasar terdesak setelah VOC menjalin kerjasama dengan Raja Bone, Aru Palaka. Akhirnya VOC berhasil menanamkan pengaruhnya di Kerajaan Makasar dengan perjanian Bongaya.
Adapun Isi Perjanjian Bongaya:
1. Makassar menyerahkan beberapa tempat strategis kepada VOC
2. VOC berhak memegang monopoli perdagangan di Maksassar
3. VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar (Benteng Rotterdam)
Tidak kuatnya Makassar untuk menyerang VOC membuat VOC mudah menaklukan Makassar.
Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan tertua di Maluku sebenarnya adalah jailolo namun kerajaan ini kalah dengan kemasyuran Kerajaan Ternate yang maju pada bidang perdagangan. Selain Jailolo dan Ternate masih ada tiga kerajaan lainya yaitu Obi, Bacan, dan Tidore. Sebenarnya Keajaan Bacan, Obi, Jailolo, dan Tidore iri terhadap kemasyran Kerajaan Ternate dan mereka bersatu ntuk melawan Ternate. Perang yang ditimbulkan dari rasa iri itu hanya berlangsung tidak cukup lama dan kelima Kerajaan itu berdamai di pulau Moir dan membuat perjanjian untuk membentuk satu Keajaan gabungan. Pada akhirnya terbentuklah kerajaan Ternate. Dengan bersatunya lima kerajaan tersebut maka kekuasaan dipimpin oleh raja dari bagian kerajaan yang terbesar yaitu Ternate.
Setelah bersatu usaha dagang Kerajaan Ternate kembali lancar namun lagi-lagi VOC datang dan berusaha memonopoli kerajaan di Indonesia yang satu ini. Namun saat ini VOC sudah di dahului Spanyol dan Porutgis. Dan pada saat Portugis dan Spanyol masuk banyak dari penduduk Ternate yang mengenal agama Nasrani dari Fransiskus Xaverius. Hal ini mempersulit VOC menguasai Ternate karena disamping warga Ternate yang masih dikuasai dengan Portugis, Ternate juga berhasil menyatukan kekuatan armadanya untuk melawan VOC.
Bodohnya benteng Ternate berupa penguasaan Portugis di Ternate yang ditentang Ternate dan Portugis dapat diusir dan Ternate dapat menghirup udara kemerdekaan sementara. Hal ini tidak disia-siakan VOC untuk kembali melancarkan gelombang penguasaan kedua dan pada kesempatan yang satu ini akhirnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh VOC sehingga akhirnya Kerajaan Ternate dan Tidore tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan

(by: PitHIX,HoHo,KondHe,Wiro,Engg-412)

Sejarah: Islam di Indonesia by XI SOS2 de Britto 2

Pengaruh Islam di Bidang Ekonomi, Politik, dan Sosial

Sejak agama Islam masuk ke Indonesia, mereka membawa berbagai pengaruh yang khas dalam tubuh Indonesia. Agama Islam di Indonesia juga mempengaruhi pelbagai bidang di Indonesia, contohnya di bidang ekonomi, politik, juga kehidupan social masyarakat. Adapun pengaruhnya di bidang:
A. Ekonomi
i. Munculnya bank dengan prinsip syariah. Sampai saat ini masih banyak bank syariah Islam di Indonesia. Bank swasta ini menerapkan prinsip syariah Islam yang merupakan pengaplikasian hukum dan ekonomi Islam. Contohnya adalah Bank Muamalat yang dibentuk pada bvualn November 1991. Bank syariah memiliki perbedaan dengan bank kovensional atau bank umum. Yaitu
a. Dari segi falsafah , bank syariah tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan gharar(ketidakjelasan). Sementara, bank konvensional berdasarkan bunga.
b. Dari segi operasional, dana masyarakat bank syariah berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu. Sementara, pada bank umum dana masyarakat berupa simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo. Selain itu penyaluran bank syariah mengutamakan pada usaha yang halal dan menguntungkan. Sementara bank umum tidak mempertimbangkjan kehalalan
c. Dari segi organisasi bank syariah memilih dewan Pembina syariah. Sementara dalam bank umum tidak.
d. Dalam bank umum dikenal bunga sedangkan dalam bank syariah dikenal bagi hasil.
ii. Adanya hukum perniagaan. Sejak jaman Kerajaan Gowa Tallo muncul hukum Ada Alloping Bicaranna Pabbahi’e yang merupakan hukum perniagaan. Di jaman sekarang hukum perniagaan tersebut sudah berkembang dan diatur oleh undang-undang.
iii. Sejak jaman kerajaan Islam, pusat perekonomian berada di pusat pemerintahan. Karena para pengusaha Islam ingin berada dekat dengan pemerintah. Sama seperti jaman sekarang, pusat perkonomian berada di kota sebagai pusat pemerintahan.
iv. Pada jaman kerajaan Malaka muncul pajak penjualan dan bea cukai, yang mempengaruhi perekonomian masyarakat dan kerajaan.
v. Pada masa kerajaan Demak,, sudah terdapat banyak perkumpulan dagang atau federasi dagang yang sampai sekarang masih eksis bahkan sudah menyebar luas di pelbagai tempat di nusantara.
vi. Diberlakukannya pajak tanah pada jaman kerajaan Mataram, yang sampai sekarang masih ada sebagai Pajak Bumi dan Bangunan(PBB)
vii. Pada masa kerajaan Banten diberlakukan system perdagangan bebas.

B. Bidang Politik
i. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Sultan yang sekarang maih eksis di sebagian wilayah Indonesia, contohnya Sultan Hamengkubuwono yang memimpin Kraton Kesultanan Yogyakarta.
ii. Adanya KUA sebagi lembaga yang diberi kewenangan hukum untuk mengurus hal keagamaan. Setiap urusan keagamaan yang ada di Indonesia, seperti perkawinan dan lain-lain, diproses melalui Kantor Urusan Agama tersebut.
iii. Munculnya budaya politik wiraswasta Islam. Yaitu budaya politik di mana pengusaha Islam memiliki hubungan dengan pemerintah, bahkan ikut serta turun ke pemeintahan.
iv. Munculnya undang-undang pelayaran yang saat ini sudah diatur oleh Undang-undang
v. Hukum menggunakan syariat Islam yang sampai sekarang masih digunakan di Aceh.
vi. Munculnya budaya musyawarah mufakat yang menjadi semangat atau roh demokrasi di Indonesia.


C. Bidang Sosial
i. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini menunjukan keberhasilan kerajaan Islam di Indonesia dalam hal menyebarluaskan agama Islam di Indonesia.
ii. Tradisi upacara sekaten ini juga merupakan tradisi penyebaran agama Islam yang menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad.
iii. Ziarah kubur saat ini lebih condong mengikuti ajaran agama Islam.
iv. Dalam budaya masyarakat Islam, kaum laki-laki statusnya dianggap leih penting daripada kaum perempuan. Kaum laki-laki dapat memasuki bagian-nagian dalam pemerintahan atau bidang lain yang penting, sedangkan perempuan hanya bekerja di rumah atau dalam perdagangan. Budaya ini disebut dengan patriarki, yang sampai sekarang masih menjadi budaya di Indonesia sebagai pengaruh dari kebudayaan Islam tersebut.
v. Dalam pemerintahan kerajaan Islam dahulu, diberlakukan pembedaan tempat tinggal berdasarkan ras, etnis dan pekerjaan. Setiap kelompok memiliki perkampungan sendiri, contohnya: perkampungan Arab, perkampungan Cina, perkampungan Jawa, perkampungan ulama. Meskipun saat ini sudah tidak diberlakukan lagi, tapi hal tersebut masih ada dalam masyarakat seperti perkampungan suku Badui dan lain-lain.
vi. Adanya akulturasi budaya. Akulturasi budaya lama seperti animisme, dinamisme, Hindu, maupun Budha melebur menjadi kebudayaan Islam di Indonesia.
vii. Musyawarah mufakat dipakai sebagai sarana untuk memutuskan masalah.
(by: Denni-s,Dian,Pincuk,Harjo,Mazzz-dha)

Sejarah: Islam di Indonesia by XI SOS2 de Britto 1

A. Pengantar Tentang Bukti
Bukti merupakan saksi hidup maupun saksi benda sebuah kejadian dan kegiatan manusia. Bukti – bukti masuknya Islam menunjukkan berbagai saksi Sejarah yang ada di Indonesia. Bukti – Bukti yang kami temukan meliputi bukti – bukti penting yang tidak dapat dihapus.
Bukti yang kami temukan meliputi benda – benda peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Karena benda – benda tersebut memberikan kesaksian sejarah tentang kegiatan manusia khususnya di masa masuknya islam.

B. Bukti – Bukti Masuknya Islam di Indonesia
Kami mengelompokkan bukti bukti masuknya Islam Di Indonesia dalam lima macam. Kesaksian pertama adalah Seni Sastra, kedua Seni Rupa, Ketiga Seni Pertunjukan, Keempat Seni Bangunan, dan Kelima adalah catatan – catatan dan laporan – laporan para penjelajah. Semuanya menunjukkan kesaksian – kesaksian sejarah tentang masuknya Islam di Indonesia.
B.1. Seni Sastra
Seni Sastra yang menunjukkan bukti masuknya Islam adalah sebagai berikut :
1) Babad Tanah Jawi
Babad Tanah Jawi adalah kitab yang berisi tentang keberadaan kerajaan – kerajaan di Jawa. Mulai dari kerajaan Hindu – Buddha hingga pada kerajaan – kerajaan Islam di Jawa. Isi Kitab Babad Tanah Jawi membuktikan mulai berkembangnya kerajaan Islam di Jawa dari Demak, Pajang, Mataram, dsb.
2) Sejarah Melayu
Ditulis oleh pujangga kerjaan yaitu Bendahara Tun Muhammad. Sejarah Melayu disebut juga Tambo karena isinya adalah kisah kerajaan Melayu yang menurunkan raja – raja Melayu.
3) Babad Cirebon
Babad Cirebon ditulis untuk menceritakan sejarah kerajaan Cirebon, mulai dari ditaklukkannya Pajajaran oleh Maulana Yusuf hingga kalahnya Cakrabhumi di cirebon dan diggantikan oleh Sunan Gunung Jati yang mendirikan Kerajaan Cirebon.
4) Hikayat Raja – Raja Pasai
Kitab ini disusun pada abad 15 Masehi. Dituliskan tentang raja – raja Pasai yang pernah memerintah Samudera Pasai.
5) Bustan al – Salatin
Kitab ini ditulis oleh Nurrudin ar-Raniri. Isi kitab ini adalah inti – inti ajaran Al-quran dan riwayat nabi – nabi serta dituliskan riwayat raja – raja kerajaan Aceh.
6) Syair Abdul Muluk
Syair ini berisi kerajaan Barbar Moghul di India diserang oleh kerajaan Hindustan. Syair ini menceritakan kehidupan Islam di India. Alasan yang paling mungkin sebagai bukti masuknya Islam di Indonesia adalah syair ini dijadikan alat penyampaian dan pengajaran agama Islam di Indonesia.
7) Gurindam Dua Belas
Karya Sastra ini ditulis oleh Ali Haji, yang berisi nasehat bagi para pemimpin, pegawai dan rakyat biasa menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia.
8) Suluk Sukarsah
Berisi tentang pencarian seseorang yang mencari ilmu untuk mendapat kesempurnaan.
9) Suluk Wijil
Berisi tentang Wejangan – wejangan Sunan Bonang kepada Wijil. Wijil adalah orang pendek yang merupakan bekas abdi Majapahit. Hal ini membuktikan bahwa suluk wijil adalah saksi dari proses islamisasi personal yang dilakukan oleh Sunan Bonang kepada orang Jawa (yang disebutkan disini adalah Wijil).
10) Suluk Karya Hamzah Fansuri
 Syair Prahu
Mengibaratkan manusia adalah perahu yang selalu mengarungi jaman dan menghadapi segala macam cobaan.
 Syair Si Burung Pngai
Jiwa manusia disamakan dengan seekor burung, tetapi bukan burung sesungguhnya melainkan Tuhan itu sendiri.

B.2. Seni Rupa
Seni Rupa dibagi menjadi dua macam yaitu Batu Nisan dan Kaligrafi.
 Batu Nisan
1) Batu Nisan Fatimah Binti Maimun
Batu Nisan seorang Wanita muslim di Jawa Timur. Batu Nisan ini diakui sebagai yang tertua di Indonesia. Dengan Angka abad 11 Masehi. Terdapat di Leran, Gresik.
2) Batu Nisan Malik as Saleh
Batu Nisan Malik As Saleh terdapat di Lhokseumawe, Aceh Utara. Batu Nisan ini adalah tanda kubur Sultan Malik As Saleh dari Samudera Pasai.
3) Batu Nisan Ratu Nahrasiyah
Batu Nisan ini adalah tanda kubur Ratu Samudera Pasai yaitu Ratu Nahrasiyah. Nisan ini berhaiskan Surat Yasin dan Kaligrafi Ayat Kursi.
4) Batu Nisan Sultan Hasanuddin
Batu Nisan ini dibangun diatas makam raja – raja makassar. Batu nisan ini dibuat cungkup dan berbentuk kijing.
 Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis Indah. Kaligrafi banyak ditemukan dalam peninggalan – peninggalan masjid dan Batu Nisan seperti Masjid Demak, Masjid Kudus, Masjid Agung Mataram, dsb.

B.3. Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan merupakan bukti masuknya Islam di Indonesia masih dipertunjukkan sampai sekarang. Seni pertunjukkan tersebut antara lain adalah :
1) Permainan Debus
Permainan Debus berkembang di daerah Banten, Aceh, dan Minangkabau. Permainan Debus diawali dengan pembacaan Ayat Suci Al-quran dan pada penghujung permainan para pemain menusukkan benda tajam ke tubuhnya tetapi tidak tembus.
2) Seudati
Seudati adalah tarian permainan orang bangsawan aceh. Biasa disebut juga Saman karena pemainnya mula – mula berjumlah delapan orang. Seudati dinyanyikan dengan salawat Nabi.
3) Seni Gamelan
Seni Gamelan Di Yogyakarta memiliki fungsi khusus. Hanya dibunyikan saat dimulainya sekaten. Fungsinya untuk mengumpulkan orang – orang dan setelah berkumpul akan diberikan syiar, dakwah, dan ceramah.

B.4. Seni Bangunan
Seni Bangunan pada umumnya adalah masjid. Selain masjid ada bangunan kompleks makam dan bangunan surau atau Mushola.

Masjid  Banyak yang dipengaruhi oleh unsure Hindu – Buddha dan Unsur Barat. Masjid biasanya dibangun di dekat Istana dan tempat – tempat yang dikeramatkan seperti makam. Atap Masjid Tumpang, Tingkatan yang paling atas berbentuk Limas, dan jumlah tumpangannya ganjil antara 3 – 5 susun. Atap Tumpang ini membedakan dengan masjid di Arab pada umumnya. Bentuk Atap Tumpang ini masih bercampur budaya Hindu – Buddha yaitu atap candi.

Masjid Di Jawa kebanyakan menaranya terpisah. Contoh Masjid di Jawa adalah
1) Masjid Demak : Didirikan semasa Raden Patah.
2) Masjid kudus : Didirikan oleh Sunan Kudus.
3) Masjid Banten : Masjid ini didirikan dekat keraton, Bergaya Eropa.
4) Masjid Katangka : Masjid Sulawesi ini adalah Masjid yang masih bercorak local.

Kompleks Makam  Kompleks Makam dibangun untuk memakamkan Raja – raja atau kalangan Bangsawan. Kompleks makam Islam di Jawa pada umumnya masih mengandung Unsur Hindu – Buddha. Namun ada yang sudah bercorak jawa asli. Kompleks makam ini dibentuk cungkup – cungkup per makam dan dipisahkan tembok untuk memisahkan jabatan – jabatannya.

Kompleks Makam Di Jawa antara lain :
1) Kompleks Makam Imogiri
2) Kompleks makam gapura Sendang Dhuwur, Tuban
3) Kompleks Makam Kotagede, Yogyakarta
4) Kompleks Makam Hastha Rengga

B.5. Catatan – Catatan Para Penjelajah
Catatan – Catatan menjadi bukti penting. Karena catatan para penjelajah tersebut merupakan bukti tulisan yang paling awal menunjukkan kesaksian kegiatan manusia daripada bukti – bukti lain yang telah disebutkan di atas. Catatan Penjelajah tersebut adalah :
- Catatan Ma Huan
Catatan Ma Huan memberitakan bahwa pada awal abad ke 15, sebagian besar masyarakat kota di pantai utara Jawa telah memeluk agama islam. Hal ini benar – benar menjadi Bukti karena pada saat ini masyarakat pantai utara Jawa benar – benar sebagian besar adalah muslim dan lebih menjurus pada islam santri yang merupakan islam garis taat yang bermula dari pesisir utara Jawa.

- Catatan Dinasti Tang
Catatan Dinasti Tang menyebutkan bahwa ada pemukiman para pedagang Arab di Baros Sumatera Utara pada abad ke 7 M.

- Catatan Marco Polo
Catatan Marco Polo memberitakan masyarakat muslim di Perlak pada akhir abad 13M.
- Suma Oriental ( Tome Pires )
Suma Oriental Dikarang oleh Musafir Portugis yang menyebutkan bahwa muslim di jawa, sumatera, Kalimantan sampai maluku berawal dari pedagang arab dan pengajaran muslim pertama dilakukan di pesisir.
- Pemakaman Muslim Kuno Di Tralaya dan Trowulan
Pemakaman Muslim ini meninjukkan adanya bangsawan Majapahit yang sudah memeluk Agama Islam. Pastilah Bangsawan itu semasa hidup mendapatkan pengajaran Islam dari pesisir utara Jawa.

(by VinSoel,Antot,Dhugong,NorMad,EndHut)